- Back to Home »
- EDWARD JENNER PENEMU VAKSIN BIOGRAFI
Posted by : Unknown
Kamis, 18 Desember 2014
NAMA
: RISYANTI
NIM
: 4001414040
PRODI
: PENDIDIKAN IPA
EDWARD
JENNER PENEMU VAKSIN CACAR
Jenner dilahirkan tahun 1749, di kota kecil Berkeley di Cloucestershire,
Inggris.
Ia adalah anak
kedelapan dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Pendeta Stephen Jenner, adalah
vicar dari Berkeley, yang membuat Jenner menerima pendidikan dasar yang kuat.
Edward Jenner sekolah di Wotton-under-Edge dan Cirencester. Pada umur 13 tahun, dia sudah belajar ilmu bedah dengan cara magang kepada ahli bedah terkenal Daniel Ludlow di Sudbary, dekat Bristol. Lalu pada usia 21 tahun, dia hijrah ke London dan megang kepada seorang ahli bedah terkenanl bernama John Hanter. Kemudian dia belajar anatomi dan bekerja di rumah sakit. Tahun 1772 dia peroleh ijazah dokter dari Universitas St. Andrew. Di usia pertengahan empat puluhan dia sudah jadi dokter yang berbobot dan ahli. Jenner merupakan pelopor vaksin cacar, vaksin pertama di dunia. Ia disebut juga "Bapak imunologi ", karyanya telah banyak menyelamatkan umat manusia. Pada tahun 1770, Edward Jenner magang di Rumah Sakit St George. Tahun 1773 Ia kembali ke desa asalnya dan menjadi dokter keluarga yang sukses di Berkeley. Kemudian Jenner menikahi Catherine Kingscote (meninggal 1815 akiobat TBC ) pada bulan Maret 1788. Bersama dengan rekan-rekannya, Jenner membentuk Fleece Medical Society atau Gloucestershire Medical Society. Jenner menyumbangkan makalah pada angina pectori, ophthalmia, dan penyakit katup jantung dan mengomentari cacar sapi. Jenner juga dikenal atas penelitiannya tentang kehidupan burung Cuckoo. Jenner sudah terbiasa dengan kepercayaan yang umum dianut oleh para petani dan wanita pemerah susu di daerahnya,bahwa orang yang kehinggapan penyakit "cacar sapi" semacam penyakit ternak ringan yang bisa menular kepada manusia, tak akan pernah tertimpa penyakit cacar. ("cacar sapi" itu sendiri tidak berbahaya, meskipun gejala-gejalanya mirip dengan cacar biasa). Jenner menyadari, bilamana kepercayaan para petani itu mengandung kebenaran, maka menyuntikkan "cacar sapi" ke tubuh manusia akan merupakan cara yang aman untuk membuat mereka kebal terhadap cacar. Dia pelajari dengan seksama masalah ini, dan menjelang tahun 1796 dia betul-betul yakin bahwa kepercayaan para petani itu memang ternyata tidak meleset. Maka Jenner memutuskan mencobanya secara langsung.
Jenner berasumsi bahwa:
Sudah diketahui sebelumnya bahwa pemerah susu umumnya kebal terhadap cacar, Jenner menduga bahwa nanah yang diterima pemerah susu dari cacar sapi (semacam penyakit ternak ringan yang bisa menular kepada manusia) melindungi mereka dari cacar.
Pada tanggal 14 Mei 1796, Jenner menguji hipotesis dengan inokulasi ( menyuntik) James Phipps seorang anak berumur delapan tahun yang merupakan anak dari tukang kebun Jenner. Anak tersebut diberi nanah dari cacar sapi yang diambil dari tangan Sarah Nelmes, seorang pemerah susu yang telah mengidap cacar sapi. Phipps adalah kasus ke-17 yang dijelaskan dalam makalah pertama Jenner pada vaksinasi . Jenner menginokulasi Phipps pada kedua lengannya hari itu, kemudian Phipps mengalami demam, namun tidak terjadi infeksi. Kemudian, ia menyuntikkan Phipps dengan bahan variolous, metode rutin imunisasi pada waktu itu. Tidak ada penyakit yang diikuti.
Donald Hopkins telah menulis, "kontribusi unik Jenner adalah bukan karena ia menginokulasi beberapa orang dengan cacar sapi, tapi ia kemudian terbukti [oleh tantangan berikutnya] bahwa mereka kebal terhadap cacar. Selain itu, ia menunjukkan bahwa cacar sapi efektif mnnginokulasi dari orang ke orang, bukan hanya langsung dari sapi. Jenner berhasil menguji hipotesis pada 23 mata pelajaran tambahan.
Jenner melanjutkan penelitian dan melaporkan ke Royal Society. Setelah revisi dan penyelidikan lebih lanjut, ia mempublikasikan penemuannya pada 23 kasus. Sesudah melakukan penyelidikan bebih mendalam, Jenner memperkenalkan hasil-hasil usahanya lewat sebuah buku berjudul An Inquiry into the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae, diterbitkannya secara pribadi tahun 1798. Buku itulah yang jadi penyebab diterimanya vaksinasi secara umum dan berkembang luas. Sesudah itu Jenner menulis lima artikel lagi mengenai soal vaksinasi. Praktek vaksinasi berkembang cepat di Inggris, kemudian menjadi hal yang diharuskan dalam kalangan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Inggris. Dan berbarengan dengan itu diterima pula oleh sebagian besar negeri-negeri di dunia.
Jenner dengan cuma-cuma mempersembahkan tekniknya kepada dunia dan tak berusaha sedikit pun peroleh keuntungan uang dari itu. Tetapi, di tahun 1802 parlemen Inggris sebagai tanda terimakasih dan penghargaan menghadiahkannya uang sejumlah 20.000 pond. Maka Jenner pun menjadi orang yang tennasyhur di jagad, dibanjiri rupa-rupa penghormatan dan medali. Jenner kawin dan punya tiga anak. Dia hidup hingga umur 73 tahun, meninggal dunia di awal taliun 1823 di rumahnya di kota Berkeley.
Seperti kita saksikan, Jenner menciptakan sendiri gagasan bahwa serangan penyakit "cacar sapi" dapat memberikan kekebalan terhadap cacar; dia dengar masalah itu dari orang lain. Dan juga ada bukti menunjukkan bahwa sudah ada yang melakukan vaksinasi "cacar sapi" sebelum Jenner melakukannya.
Pada tahun 1840, pemerintah Inggris melarang variolation penggunaan cacar untuk menginduksi kekebalan dan memberikan vaksinasi cacar sapi secara gratis. Keberhasilan penemuan segera menyebar ke seluruh Eropa dan seluruh dunia. Tetapi, kendati Jenner bukanlah seorang ilmuwan orisinal yang luar biasa, tidak banyak orang yang sudah melakukan sesuatu yang begitu besar membawa manfaat bagi kemanusiaan. Melalui penyelidikan-penyelidikannya, percobaan-percobaannya, dan tulisan-tulisannya, dia salurkan dan alihkan kepercayaan rakyat awam yang tadinya tidak diperhatikan secara serius oleh dunia pengobatan, menjadi praktek baku yang telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia. Meskipun teknik Jenner hanya bisa dipakai untuk mencegah satu jenis penyakit, tetapi penyakit itu betul-betul penyakit yang punya bobot bahaya. Berkat hasil kerja itu dia peroleh puji dan penghormatan, baik pada masanya maupun oleh generasi sesudahnya.

Edward Jenner sekolah di Wotton-under-Edge dan Cirencester. Pada umur 13 tahun, dia sudah belajar ilmu bedah dengan cara magang kepada ahli bedah terkenal Daniel Ludlow di Sudbary, dekat Bristol. Lalu pada usia 21 tahun, dia hijrah ke London dan megang kepada seorang ahli bedah terkenanl bernama John Hanter. Kemudian dia belajar anatomi dan bekerja di rumah sakit. Tahun 1772 dia peroleh ijazah dokter dari Universitas St. Andrew. Di usia pertengahan empat puluhan dia sudah jadi dokter yang berbobot dan ahli. Jenner merupakan pelopor vaksin cacar, vaksin pertama di dunia. Ia disebut juga "Bapak imunologi ", karyanya telah banyak menyelamatkan umat manusia. Pada tahun 1770, Edward Jenner magang di Rumah Sakit St George. Tahun 1773 Ia kembali ke desa asalnya dan menjadi dokter keluarga yang sukses di Berkeley. Kemudian Jenner menikahi Catherine Kingscote (meninggal 1815 akiobat TBC ) pada bulan Maret 1788. Bersama dengan rekan-rekannya, Jenner membentuk Fleece Medical Society atau Gloucestershire Medical Society. Jenner menyumbangkan makalah pada angina pectori, ophthalmia, dan penyakit katup jantung dan mengomentari cacar sapi. Jenner juga dikenal atas penelitiannya tentang kehidupan burung Cuckoo. Jenner sudah terbiasa dengan kepercayaan yang umum dianut oleh para petani dan wanita pemerah susu di daerahnya,bahwa orang yang kehinggapan penyakit "cacar sapi" semacam penyakit ternak ringan yang bisa menular kepada manusia, tak akan pernah tertimpa penyakit cacar. ("cacar sapi" itu sendiri tidak berbahaya, meskipun gejala-gejalanya mirip dengan cacar biasa). Jenner menyadari, bilamana kepercayaan para petani itu mengandung kebenaran, maka menyuntikkan "cacar sapi" ke tubuh manusia akan merupakan cara yang aman untuk membuat mereka kebal terhadap cacar. Dia pelajari dengan seksama masalah ini, dan menjelang tahun 1796 dia betul-betul yakin bahwa kepercayaan para petani itu memang ternyata tidak meleset. Maka Jenner memutuskan mencobanya secara langsung.
Jenner berasumsi bahwa:
Sudah diketahui sebelumnya bahwa pemerah susu umumnya kebal terhadap cacar, Jenner menduga bahwa nanah yang diterima pemerah susu dari cacar sapi (semacam penyakit ternak ringan yang bisa menular kepada manusia) melindungi mereka dari cacar.
Pada tanggal 14 Mei 1796, Jenner menguji hipotesis dengan inokulasi ( menyuntik) James Phipps seorang anak berumur delapan tahun yang merupakan anak dari tukang kebun Jenner. Anak tersebut diberi nanah dari cacar sapi yang diambil dari tangan Sarah Nelmes, seorang pemerah susu yang telah mengidap cacar sapi. Phipps adalah kasus ke-17 yang dijelaskan dalam makalah pertama Jenner pada vaksinasi . Jenner menginokulasi Phipps pada kedua lengannya hari itu, kemudian Phipps mengalami demam, namun tidak terjadi infeksi. Kemudian, ia menyuntikkan Phipps dengan bahan variolous, metode rutin imunisasi pada waktu itu. Tidak ada penyakit yang diikuti.
Donald Hopkins telah menulis, "kontribusi unik Jenner adalah bukan karena ia menginokulasi beberapa orang dengan cacar sapi, tapi ia kemudian terbukti [oleh tantangan berikutnya] bahwa mereka kebal terhadap cacar. Selain itu, ia menunjukkan bahwa cacar sapi efektif mnnginokulasi dari orang ke orang, bukan hanya langsung dari sapi. Jenner berhasil menguji hipotesis pada 23 mata pelajaran tambahan.
Jenner melanjutkan penelitian dan melaporkan ke Royal Society. Setelah revisi dan penyelidikan lebih lanjut, ia mempublikasikan penemuannya pada 23 kasus. Sesudah melakukan penyelidikan bebih mendalam, Jenner memperkenalkan hasil-hasil usahanya lewat sebuah buku berjudul An Inquiry into the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae, diterbitkannya secara pribadi tahun 1798. Buku itulah yang jadi penyebab diterimanya vaksinasi secara umum dan berkembang luas. Sesudah itu Jenner menulis lima artikel lagi mengenai soal vaksinasi. Praktek vaksinasi berkembang cepat di Inggris, kemudian menjadi hal yang diharuskan dalam kalangan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Inggris. Dan berbarengan dengan itu diterima pula oleh sebagian besar negeri-negeri di dunia.
Jenner dengan cuma-cuma mempersembahkan tekniknya kepada dunia dan tak berusaha sedikit pun peroleh keuntungan uang dari itu. Tetapi, di tahun 1802 parlemen Inggris sebagai tanda terimakasih dan penghargaan menghadiahkannya uang sejumlah 20.000 pond. Maka Jenner pun menjadi orang yang tennasyhur di jagad, dibanjiri rupa-rupa penghormatan dan medali. Jenner kawin dan punya tiga anak. Dia hidup hingga umur 73 tahun, meninggal dunia di awal taliun 1823 di rumahnya di kota Berkeley.
Seperti kita saksikan, Jenner menciptakan sendiri gagasan bahwa serangan penyakit "cacar sapi" dapat memberikan kekebalan terhadap cacar; dia dengar masalah itu dari orang lain. Dan juga ada bukti menunjukkan bahwa sudah ada yang melakukan vaksinasi "cacar sapi" sebelum Jenner melakukannya.
Pada tahun 1840, pemerintah Inggris melarang variolation penggunaan cacar untuk menginduksi kekebalan dan memberikan vaksinasi cacar sapi secara gratis. Keberhasilan penemuan segera menyebar ke seluruh Eropa dan seluruh dunia. Tetapi, kendati Jenner bukanlah seorang ilmuwan orisinal yang luar biasa, tidak banyak orang yang sudah melakukan sesuatu yang begitu besar membawa manfaat bagi kemanusiaan. Melalui penyelidikan-penyelidikannya, percobaan-percobaannya, dan tulisan-tulisannya, dia salurkan dan alihkan kepercayaan rakyat awam yang tadinya tidak diperhatikan secara serius oleh dunia pengobatan, menjadi praktek baku yang telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia. Meskipun teknik Jenner hanya bisa dipakai untuk mencegah satu jenis penyakit, tetapi penyakit itu betul-betul penyakit yang punya bobot bahaya. Berkat hasil kerja itu dia peroleh puji dan penghormatan, baik pada masanya maupun oleh generasi sesudahnya.
Jenner ditemukan dalam keadaan ayan pada tanggal 25
Januari 1823, dengan bagian sisi kanannya lumpuh. Dia tidak pernah sepenuhnya
pulih dan akhirnya meninggal karena stroke kedua pada tanggal 26 Januari 1823
saat berusia 73 tahun. Dia meninggalkan satu putra dan satu putri, anak
tertuanya telah meninggal karena tuberkulosis pada usia 21.
Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula, bebrapa penyakit besar yang melanda umat manusia dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama yang digunakan manusia, yaitun cacar pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis (1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935).
Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula, bebrapa penyakit besar yang melanda umat manusia dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama yang digunakan manusia, yaitun cacar pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis (1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935).