- Back to Home »
- SINOPSIS NOVEL II SEGENGGAM BINTANG UNTUK BINTANGKU
Posted by : Unknown
Jumat, 10 Oktober 2014
SINOPSIS NOVEL II
SEGENGGAM
BINTANG UNTUK BINTANGKU
Sinopsis ini disusun
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X

Penyusun :
Nama : Risyanti
Kelas : X.8
SMA
NEGERI 1 KEDUNGWUNI
KAB.
PEKALONGAN TAHUN AJARAN
2011/2012
A. Identitas
Novel
1.
Judul : Segenggam Bintang Untuk
Bintangku
2.
Pengarang : Diah Putri Ramadhani
3.
Penerbit : Gema Windu Panca Perkasa
4.
Tahun
terbit : 2009, cetakan pertama
5.
Tebal
buku : 166 halaman (14,5 x 21 cm)
6.
Cover/sampul : Biru hitam, terdapat seseorang yang tak
begitu jelas dilihat.
B. Analisis
unsur – unsur intrinsik novel
1.
Tema : “penyesalan itu datangnya
terakhir”
2.
Alur : Maju
3.
Latar
-
Suasana : Sedih, senang
-
Waktu : siang, malam
-
Tempat : Pondok pesantren, rumah
4.
Sudut
pandang : Orang ketiga
5.
Amanat
Sebuah
penyesalan pasti datang terakhir
6.
Penokohan
-
Nama
tokoh : Windy, Fadli, Ayah, Ibu,
Om dan Tante
-
Watak tokoh
·
Windy :
Baik, penyayang
·
Fadli :
Nakal, ceroboh
·
Ayah :
Keras
·
Ibu :
Baik
·
Om dan Tante :
Baik
C. Sinopsis Novel
“Segenggam
Bintang untuk Bintangku”
Novel ini menceritakan seorang gadis yang baru berusia
18th yang sangat menyayangi kakaknya (Fadli). Saat itu, Windy ingin memberikan surprize pada kakaknya dengan memberikan
kotak hadiah pada saat tengah malam agar ia menjadi orang pertama yang
mengucapkan “selamat ulang tahun”.
Namun semua itu pupus sudah, karena kakaknya telah dibawa pergi oleh ayah dan
ibunya ke Bontang, Kalimantan, dirumah om dan tantenya. Saat itu, Windy
menyesal karena ia tidak dapat mengucapkan “selamat
ulang tahun” padanya.
Setelah beberapa tahun lamanya Fadli dirumah om dan
tantenya itu, Fadli jadi semakin nakal, parahnya, Fadli masuk penjara gara –
gara nyopet di sebuah halte bus. Untungnya, om dan tantenya mau mengeluarkannya
dari penjara. Namun, setelah ia keluar dari penjara, ia justru semakin nakal.
Oleh karenanya, om dan tantenya berencana mengembalikan Fadli ke Yogyakarta ke
tempat orang tuanya. Akan tetapi, Fadli menolak dan ia malah kabur dari rumah
om dan tantenya.
Setelah dua hari ia kabur, ia kehabisan uang, lalu ia
memutuskan untuk mencuri sandal dari orang – orang yang ada di masjid. Di malam
harinya, ia kepergok sedang mencuri sandal oleh orang – orang yang ada di
masjid yang kemudian diserahkan kepada pak ki’yai di daerah tersebut. Ki’yai
itu menyuruh Fadli untuk bantu – bantu di pondoknya untuk menyapu lantai,
ngepel dan menimba air untuk mengisi bak mandi di pesantren itu yang jumlahnya
puluhan. Ia ditugaskan selama satu minggu. Namun, setelah beberapa hari disana,
ia dikucilkan oleh para santri yang ada di pesantren itu. Fadli pun sempat
ingin kabur dari pesantren itu, namun ia memutuskan untuk membatalkan niatnya
itu karena ia sadar akan kebaikan ki’yai itu yang tidak membawanya ke sel
penjara.
Sementara itu, om dan tantenyamasih
kebingungan mencari keberadaan Fadli. Lain halnya dengan Fadli, selama di
pesantren ia sekarang sadar bahwa ia telah mengecewakan orang tua, om serta
tantenya. Lalu om dan tantenya Fadli pergi ke Yogyakarta untuk memberitahukan
keadaan Fadli kepada orang tua Fadli. Sesampainya di Yogyakarta, Windy (adik
Fadli) juga ingin tahu keadaan Fadli, namun om dan tante tidak memberitahukan
kejadian sebenarnya kepada keluarga Fadli. Baru setelah beberapa hari, om
secara diam – diam memberitahu Windy tentang apa yang terjadi terhadap Fadli.
Secara tidak sengaja, Ibunya Fadli mendengar pembicaraan om dengan Windy,
Ibunya pun menceritakannya kepada ayah. Semenjak kejadian itu, sang ayah benci
dengan om dan sontak om pun langsung pulang ke Bontang.
Sedangkan Fadli, ia sekarang berubah
menjadi orang yang baik, ia pun mendapat ijin dari pak ki’yai untuk pulang ke
rumahnya. Setelah mendapat ijin tersebut, Fadli pun pulang ke rumah om dan tantenya.
Om dan tanteny tidak percaya dengan kembalinya Fadli. Keesokan harinya, Fadli
pulang ke Yogyakarta, disana, ibunya Fadli seakan tidak percaya karena Fadli
telah kembali ke pelukannya dan Fadli pun langsung berlutut di telapak kaki
ibunya. Sejak saat itu, kebahagiaanpun dirasakan oleh keluarga Fadli juga
Windy.
D.
Tanggapan
Novel ini bagus, karena dapat
membangun kepribadian yang baik.
Terima kasih mba.. Novel ini sangat menginspirasi..
BalasHapusMantap
Mbak novelnya masih ada gak ? Saya cari dimana2 gak ketemu
BalasHapuswaduh itu novel lama mas, kalo ada paling juga di sekolah2 gitu.
BalasHapus